reisumut.com - Jakarta
Keputusan Bank Indonesia (BI) mempertahankan tingkat suku bunganya dinilai sebagai kebijakan yang sudah tepat. Pasalnya, meski mempertahankan suku bunga yang tergolong tinggi, namun BI masih melakukan relaksasi dalam pemberian Loan To Value (LTV) pada Kredit Pemilikan Rumah (KPR). Analis senior LBP Enterprise, Lucky Bayu Purnomo, menilai BI sadar suku bunga yang ditentukan memang tertinggi di ASEAN. Meski demikian, BI juga membuat kebijakan untuk yang melonggarkan.
"BI memberikan diskon bagi masyarakat yang mengambil kredit untuk pertama kali. Mereka mendapatkan diskon 40 persen," jelas dia di acara MNC Power Breakfast, Rabu (20/5/2015).
Berita Rekomendasi Suku Bunga RI Tertinggi se-ASEAN, Ini Dalih Agus Marto BI Pertahankan Suku Bunga di 7,5% BI Serba Salah Tentukan Suku Bunga Acuan Menurutnya, dengan adanya aturan ini maka akan membuat sektor properti kembali bergairah. "Karena sektor properti itu yang memimpin pasar, dan pelonggaran KPR pada kali pertama akan mendorong likuiditas di sektor properti," tambahnya.
Menurutnya, langkah BI mempertahankan suku bunganya bukan berarti BI tinggal diam terkait kredit yang mulai lamban. "BI mau menjaga laju pertumbuhan likuiditas agar tidak sporadis, tapi BI ingin mendorong sektor-sektor yang memiliki kaitan erat ke dolar AS seperti perbankan dan properti," tukas dia.(rzl/oz)