Medan, reisumut.com
PT Semen Indonesia (Persero) Tbk berencana menaikan
harga jual semen sebesar 3-4 persen pada tahun ini. Direktur Utama PT Semen
Indonesia Dwi Soetjipto mengatakan kenaikan itu mempertimbangkan kenaikan tariff
tenaga listrik dan kenaikan upah minimum. "Kalau tidak naik, keuntungan
kami bakal tergerus," katanya di acara Institutional Investor Day, Rabu, 7
Mei 2014.
Ia mengungkapkan kenaikan listrik sebesar 64 persen
telah berdampak signifikan terhadap beban perseroan. Semen Indonesia masih diselamatkan
dengan kepemilikan pembangkit listrik di beberapa pabrik. "Seperti di
pabrik Tonasa, sekitar 90 persen kebutuhan listriknya dari pembangkit
sendiri," kata Dwi. Selain Semen Tonasa, Semen Gresik tercatat juga
dimiliki PT Semen Indonesia.
Namun ia enggan membeberkan harga jual setelah
kenaikan. Pasalnya, harga semen yang dijual perseroan berbeda-beda, tergantung
pada wilayahnya. Tak hanya Semen Indonesia, kompetitor perseroan, PT Holcim Indonesia
Tbk, sebelumnya telah mengumuman akan menaikkan harga jual semen 3-5 persen.
PT Perusahaan Listrik Negara telah resmi menaikkan
tarif listrik bagi industri pada 1 Mei 2014, yang sesuai dengan dengan
Peraturan Menteri ESDM Nomor 9 Tahun 2014. Dalam peraturan tersebut, tarif
listrik akan naik setiap dua bulan sekali sebesar 8,6 persen untuk perusahaan
yang sudah go public (I-3) dan 13,3 persen untuk industri besar (I-4). Dengan
begitu, sampai akhir tahun ini tarif listrik untuk golongan I-3 akan naik
sebesar 38,9 persen; sementara untuk golongan I-4 akan naik kumulatif sebesar
64,7 persen. (tmp.co)