Sepanjang 2013, impor baja melalui terminal peti kemas Belawan International
Container Terminal (BICT) melonjak 177,21 persen dibandingkan 2012.
Pasokan baja impor ke Sumut mencapai 137.657 ton, naik lebih dua kali
lipat dibandingkan 2012 yang hanya sekitar 49.657 ton. Peningkatan ini diyakini
seiring banyaknya proyek infrastruktur di Sumut selama tahun 2013.
Ketua Real Estate Indonesia (REI) Sumut, Tomi Wistan, menyebutkan
bisnis properti di Sumut terus
berkembang sehingga dipastikan permintaan besi dan baja akan semakin banyak
termasuk 2014.
"Kalau nyatanya impor produk itu semakin tinggi artinya produksi
dalam negeri belum juga bisa memenuhi kebutuhan. Harusnya ada dorongan kuat
dari pemerintah untuk perusahaan produk itu dalam meningkatkan
produksinya," katanya, Selasa (4/2/2014)
Ia mengaku ketergantungan impor sebenarnya tidak disarankan apalagi
kualitas besi dan baja dalam negeri tidak kalah bersaing dengan produk impor.
Kepala Bidang Statistik Distribusi BPS Sumut, Hajizi, mengatakan besi
dan baja yang beredar di Sumut berasal dari Taiwan, China, Malaysia dan Vietnam.
Besi dan baja termasuk dalam tujuh golongan barang utama yang nilai impornya
cenderung naik pada tahun lalu. Hal ini
memang sangat dipengaruhi peningkatan permintaan dari Sumut.
"Hampir setiap tahun nilai impor besi dan baja mengalami kenaikan
dipicu permintaan yang trennya menguat. Besi dan baja yang beredar di Sumut
berasal dari Taiwan, China, Malaysia dan Vietnam," jelasnya.
Ia optimistis nilai impor besi dan baja itu naik karena proyek
pembangunan semakin banyak mengejar perampungan dan target tahun ini.
Asisten Manajer Hukum dan Humas Pelindo I BICT Tengku Irfansyah juga
memastikan selama ini komoditas baja masuk dalam lima besar dari 20 jenis
komoditas unggulan Sumut yang dipasok melalui terminal peti kemas BICT.
"Lonjakan impor juga dipengaruhi minimnya produksi baja di dalam
negeri. Karena produk lokal tak mencukupi, maka pengusaha terpaksa melakukan
impor," katanya.
Ketua Gabungan Importir Nasional Seluruh Indonesia (GINSI) Sumut
Khairul Mahalli, mengatakan, peningkatan itu dipicu pengerjaan terdapat proyek
raksasa seperti pembangunan Bandara Kualanamu International dan pembangunan
sejumlah pabrik kelapa sawit (PKS). "Selain itu, baja yang diimpor melalui
BICT juga ada yang didistribusikan ke provinsi lainnya di Sumatera,"
ujarnya.(ers)
Sumber : TRIBUNNEWS.COM